Kabupaten Tangerang – Menteri Perdagangan Budi Santoso menyatakan pengembangan lisensi menjadi salah satu cara memajukan merek usaha barang dan jasa Indonesia. Menurutnya, lisensi dan waralaba bisa menjadi strategi untuk mendorong produk lokal ke pasar global.
Hal itu disampaikan Mendag Busan pada pertemuan dengan perwakilan Asosiasi Lisensi Indonesia (ASENSI) dan World Intellectual Property Organization (WIPO). Pertemuan berlangsung pada Jumat, (17/10) di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten di sela gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) 2025. Pertemuan membahas peluang dan strategi memajukan usaha lokal melalui lisensi, waralaba (franchise), dan kekayaaan intelektual (Intellectual Property/IP).
Mendag Busan menambahkan, banyak produk lokal yang berkualitas dan berdaya saing, tetapi masih memerlukan dukungan promosi yang masif agar dapat lebih dikenal. Sinergi dengan jaringan promosi milik lembaga lisensi, waralaba, dan IP dapat menjadi solusi.
“Indonesia punya banyak produk lokal yang berpotensi, tetapi belum dikenal. Bersama dengan ASENSI dan WIPO, kita mempromosikan merek-merek lokal hingga bisa menembus pasar luar,” kata Mendag Busan.
Hadir dalam pertemuan tersebut, yaitu Ketua Umum ASENSI Susanty Widjaya, Direktur WIPO Thitapha Wattanapruttipaisan, dan Deputi Kementerian Ekonomi Kreatif Cecep Rukendi. Turut hadir pemilik usaha lokal berlisensi dari Ayam Gepuk Pak Gembus (AGPG), Aniwayang Desa Timun, ASNA Academy, Bocorocco, Bakmi Naga Resto, Bizshare, Ohayo Drawing School, Mega Bekasi Hypermall, Mora & Olfi, Nusantara Card Semesta (NCS), Robotics Explorer, dan Rajoet.
ASENSI merupakan organisasi yang mewadahi para pemegang lisensi dan hak kekayaan intelektual (HKI) lintas sektor usaha. Sementara itu, WIPO adalah badan khusus di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa yang berperan dalam menetapkan standar internasional perlindungan HKI global. Susanty Widjaya menyatakan kesiapan ASENSI untuk bekerja sama dengan Kemendag dan WIPO untuk memajukan pelaku usaha Indonesia. Sejumlah hal yang dapat dikolaborasikan adalah program pelatihan dan pendampingan pelaku usaha, peningkatan akses ke sistem WIPO, hingga promosi produk kreatif berlisensi Indonesia di pasar global.
“Pemanfaatan lisensi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kami ingin menunjukkan bahwa perdagangan jasa berupa kekayaan intelektual tidak hanya mampu bersaing di pasar dalam negeri, tetapi juga memiliki potensi besar untuk berkembang ke pasar luar negeri,” ujar Susanty.
Sementara itu, Thitapha Wattanapruttipaisan dari WIPO menekankan pentingnya kesadaran terhadap IP karena ada potensi ekonomi yang perlu dilindungi. Perlindungan hukum untuk IP menjadi penting untuk memastikan potensi tersebut dapat dimaksimalkan.
“Masih banyak pelaku usaha yang tidak paham dengan IP. Padahal, IP menjadi perlindungan hukum sekaligus aset tidak berwujud (intangible asset) yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Kekayaan intelektual dapat memperbesar peluang untuk menembus pasar global,” kata Thitapha.
Setelah pertemuan, Mendag Busan mengunjungi stan pameran Indonesia Licensing and Franchise Expo (ILFEX) 2025 di Hall 2 ICE BSD City pada pameran TEI 2025. Pada gelaran TEI 2025, ASENSI dan WIPO bersinergi melalui stan pameran yang menghadirkan merek-merek Indonesia berlisensi. Merek-merek ini, antara lain ASNA Academy, Bizshare, Boccorocco, Ohayo Drawing School, NCS, dan Robotics Education Center.
Stan ILFEX juga menghadirkan klinik IP untuk seluruh peserta pameran. Klinik ini berfungsi melayani konsultasi mendalam seputar hak merek, hak paten, hak cipta, dan persiapan strategis yang diperlukan untuk melakukan ekspansi global.