Kabupaten Tangerang – Menteri Perdagangan Budi Santoso menyaksikan penandatanganan 131 nota kesepahaman (MoU) antara pelaku usaha Indonesia dan para buyer luar negeri dengan nilai USD 9,98 miliar. Produk-produk dengan MoU terbanyak meliputi batu bara, investasi energi biru, emas, biodiesel, dan furnitur. Penandatanganan MoU berlangsung pada Rabu, (15/10) sebagai salah satu bagian dari rangkaian hari pertama pameran Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten.
Mendag Busan menanggapi positif penandatanganan MoU di hari pertama TEI ini. Menurutnya, nilai transaksi tersebut mencerminkan minat pasar global terhadap produk-produk Indonesia.
“Penandatanganan MoU hari ini menjadi awalan bagus bagi jalannya TEI 2025. Artinya, para buyer melirik produk-produk Indonesia dan memang banyak diminati. Perwakilan perdagangan (perwadag) RI di luar negeri telah bekerja dengan baik dan kami optimistis dengan kontribusi TEI 2025 dalam membangun momentum ekspor produk-produk Indonesia, termasuk produk dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM),” kata Mendag Busan.

Menurut Mendag Busan, perwadag RI di negara-negara akreditasi telah berkontribusi memperkenalkan produk-produk Indonesia melalui serangkaian business matching yang mempertemukan pelaku usaha dan UMKM Indonesia dengan buyer dari luar negeri. MoU yang dihasilkan hari ini pun menjadi cerminan dari minat para buyer tersebut. Setelah penandatanganan MoU, Kementerian Perdagangan akan memastikan realisasi MoU sebagai bagian dari uapya mendorong ekspor. “Akan terus kami monitor,” kata Mendag Busan.
Salah satu buyer dari Malaysia yang ikut serta dalam MoU hari ini adalah Mydin Mohamed Holdings Bhd yang merupakan salah satu perusahaan ritel besar di Negeri Jiran. Ritel ini membeli beragam jenis barang, mulai dari makanan, tekstil, hingga kerajinan tangan.
General Manager Import & Export Division Mydin Mohamed Holdings Bhd, Norman Rajen Abdullah, menyampaikan ketertarikannya membeli produk dari Indonesia karena karakteristik konsumen yang serupa antara Indonesia dan Malaysia. Indonesia pun memiliki kredibilitas halal yang dipercaya di pasar Malaysia. Selain itu, berbagai inovasi produk Indonesia yang berhasil di pasar Indonesia juga dapat dilihat sebagai pertanda positif jika produk yang sama dibawa ke pasar Malaysia.
“Indonesia dan Malaysia serumpun dan karakteristiknya memiliki kesamaan dan sama-sama mayoritas muslim sehingga kepercayaan terhadap produk halal dari Indonesia sudah lebih tinggi dibanding dari negara lain. Kami juga menemukan inovasi produk setiap kali datang, misalnya spageti instan yang viral di Indonesia. Jadi, kami rasa potensi ini juga sama di Malaysia,” kata Rajen.